Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi PT Bio Farma (Persero) lantaran mampu memproduksi vaksin Covid-19 bernama IndoVac dalam tempo 1,5 tahun. Apalagi, hal tersebut tidak pernah digembar-gemborkan sebelumnya.
"[Bio Farma] diam, enggak pernah bersuara, tahu-tahu jadi IndoVac," kata Jokowi saat peluncuran vaksin IndoVac di Bandung, Jawa Barat (Jabar), pada Kamis (13/10).
"Inilah, saya kira, sebuah kerja keras SDM-SDM muda kita dalam menggarap sebuah vaksin baru dari hulu sampai hilir," imbuhnya, melansir situs web Sekretariat Kabinet (Setkab).
Jokowi melanjutkan, Bio Farma dapat memproduksi 20 juta dosis vaksin pada tahun ini. Jumlahnya meningkat dua kali lipat pada 2023. "Kalau memang pasar masih memerlukan, bisa sampai ke 120 juta dosis vaksin."
Lebih jauh, Jokowi mengungkapkan, Bio Farma mampu memproduksi 3 miliar dosis vaksin dalam setahun. Produksinya bahkan telah diekspor ke 153 negara.
"Bio Farma ini adalah produsen yang masuk, produsen vaksin yang masuk 5 besar dunia," ucapnya. "[Bio Farma] memproduksi bermacam-macam vaksin, baik itu vaksin polio, difteri, meningitis, flu, campak, dan yang terakhir yang kita resmikan pada hari ini adalah vaksin Covid-19."
"Untuk vaksin polio saja, Bio Farma ini menguasai 70% dari pangsa pasar dunia, 70% menyuplai vaksin polio ke seluruh negara. Ini, kan, luar biasa," sambung politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Jokowi pun meminta Menteri BUMN, Erick Thohir, dan Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mendorong Bio Farma agar terus penghasilannya berlipat ganda. Kemudian, Indonesia bisa mandiri dalam urusan vaksin.